Rabu, 16 Maret 2011

ANNOUNCEMENT

NOVELNYA NOVIA SEBAGIAN UDAH AKU POST LOOOH :D CEK CEK CEK YAAAAA :D
TUNGGU PART-PART SELANJUTNYA YAAAAAA :)
KALO BISA KASIH COMMENT JUGA TENTANG NOVELNYA :) TERIMAKASIH.

UNTITLED-Novia's Novel Part 4

4

VW putihnya melaju dengan kecepatan sedang ditengah panasnya Jakarta. Pattrice sibuk dengan iPhone-nya, sesekali iPhone-nya berbunyi dan dia terlihat megetikkan sesuatu. Ilham tetap konsentrasi dengan kemudinya.
Satu jam yang mereka butuhkan untuk tiba di istananya. Setelah memarkir VW-nya, mereka bergegas masuk rumah. Ilham langsung menuju meja makan dan mencari sesuatu disana.
‘Biiiiii, chicken katsu buat aku mana?!”
“Maaf mas Ilham, tadi Bibi lupa belinya.”
Ilham langsung pasang muka bete-nya dan meninggalkan meja makan tanpa banyak omong lagi.
“Kenapa muka lo ditekuk gitu? Udah jelek tambah jelek lo.” canda Pattrice kepada adik kesayangannya itu.
“enak aja lo! Gini-gini gue cowok paling imut di kelas tauuu!”
“Ih najis lo. Baru juga imut sekelas udah bangga.”
“Biarin!”
“Huuu dasar gembul.”
Kali ini Ilham nggak membalas ledekan kakaknya. Sejak tadi pagi moodnya jelek terus. Pattrice heran juga liat tingkah adeknya yang abnormal. Ketika lagi asyik nonton TV, tiba-tiba HPnya bordering.
“Pett, besok dateng kan?”
“Pasti!”
Sip deh. Gue tunggu ya.”
“Oke.”
Dia tampak bingung, sejurus kemudian dia mengetikkan sesuatu dan mengirim pesan itu ke salah satu nomor di kontak handphone-nya. Selang beberapa menit, SMS-nya dibalas dan dia tersenyum membacanya.
Ting Tong!
Bel rumahnya berbunyi. Bi Surti tergopoh-gopoh untuk membukakan pintu. Dia menyapa sosok di depannya dan mempersilakannya masuk.
“Mbak Pattrice-nya lagi nonton tipi, Mas.”
Tamu tersebut langsung menuju arah yang ditunjuk Bi Surti. Dia pun langsung duduk disamping Pattrice.
“Serius bener. Nonton apa sih?”
“Eh Kak Morgan. Ngapain kesini?” jawab Pattrice datar.
“Oh jadi nggak boleh nih? Yaudah aku pulang deh.”
“Pulang aja.” ujar Pattrice cuek.
“Jahatnya, masa iya orang ganteng gini diusir sih?”
Pattrice nggak mempedulikan Morgan dan tampak serius dengan tontonannya. Padahal dia sendiri nggak begitu ngerti apa yang dia tonton.
Bi Surti dating membawakan minum untuk Morgan, kemudian pergi karena takut mengganggu mereka berdua. Tak lama Reza datang, diajaknya ngobrol Morgan yang sedari tadi dikacangin saudara kembarnya itu.

****
To Be Continued.....
Made by: @noviadees

UNTITLED-Novia's Novel Part 3

3

Sesampainya Novia dirumah, dia langsung masuk ke kamarmya. Dilemparnya tas itu ke tempat tidur lalu dihempaskannya tubuhnya. Tiba-tiba pintu kamarnya dibuka oleh seseorang.
“ketuk pintu dulu bisa kan?! Nggak sopan banget sih lo! Masuk kamar cewek seenaknya aja! Untung gue nggak lagi ganti baju.” omel Novia pada kakaknya yang udah duduk disampingnya.
“Kalo iya juga nggak apa-apa.” jawab kakaknya asal.
“Dih, enak di elo!”
“Ih gue juga nggak nafsu kali sama elo.”
“Iyalah, kan elo doyannya sama cowok!” canda Novia.
“Sialan lo!”
“Aw! Sakit tauuuu! Sama adek sendiri nggak ada sayang-sayangnya lo.” Novia mengelus kepalanya yang menjadi korban jitakan kakaknya.
“Eh Putri mana? Kok nggak mampir kesini dulu? Tadi pagi bareng elo kan?”
“Dia tadi dijemput kak Rafael, mau nonton katanya. Eh eh tunggu tunggu, jadi lo kesini cuma buat nanyain Putri doang?”
“Eh. Mmmm… nggak kok. Gue mau minjem flashdisk lo.” jawab Rangga buru-buru takut Novia curiga.
Novia nyengir liat kakaknya yang tgiba-tiba salah tingkah. Sebenernya Novia udah tau kalo kakaknya itu naksir Putri.
“Nih flashdisknya. Cepet balikin kalo udah kelar! Awas kalo nggak.”
Rangga langsung ngeloyor pergi tanpa mempedulikan ucapan adeknya. Dia malu kalo perasaannya diketahui Novia.
Setelah Rangga pergi, dia kembali merebahkan dirinya di kasur. Ingatannya kembali pada kejadian tadi siang di kantin.
“Nov, kok diem sih? Nggak suka ya?”
“Oh, nggak kok, gue suka.”
“Nov, sampai kapan pun gue akan tetep nunggu lo.”
Novia gelagapan, dia nggak nyangka Dicky bakalan berkata seperti itu. Dia mencoba tetap tenang, tapi tatapan Dicky justru membuatnya semakin deg-degan. Sesekali dia mengalihkan pandangan agar tidak bertatap mata dengan Dicky.
“Santai aja kali, Nov. nggak perlu salting gitu.”
‘Huaaa kok dia bisa tau sih kalo gue salting. Emang ada tulisan “GUE SALTING NIH” di jidat gue ya?’
Tanpa disadari dia memegang keningnya takut kalau-kalau muncul tulisan-tulisan lain yang tidak diinginkan dan terbaca oleh Dicky.
“Nov, lo nggak apa-apa kan?”
“Nggak apa-apa, nggak apa-apa kok. Balik ke kelas yuk, udah mau bel nih.”
Dicky tersenyum melihat cewek didepannya bertingkah konyol. Dia mengikuti cewek itu dibelakang.
Lamunan Novia pecah ketika HP-nya berbunyi. Ada sms masuk.
//Nov, besok temenin gue yuk. Gue diundang temen gue di acara festival. Gue nggak ada temen nih, mau yaaa?//
Tanpa pikir panjang dia membalas SMS tadi.
//Oke. Tapi lo jemput gue ya//
Selang beberapa menit SMS Novia dibalas.
//Siap komandan!//


****
To Be Continued....
Made by: @noviadees

UNTITLED-Novia's Novel Part 2

2


Putri pulang bareng Rafael karena mereka sudah janjian mau pergi nonton.
“Mau nonton apa Princess?” Tanya Rafael memecah keheningan di jazz biru itu.
“Kan kakak yang ajak, masa iya aku yang milih filmnya.”
“Mmmm… nonton BF aja gimana?” canda Rafael.
“Kakak ih piktor yaaaaa” omel Putri.
“Hahaha bercanda kali my Princess.” Rafael tertawa sambil berantakin rambut panjang Putri. Muka Putri seketika menjadi merah karena merasa dikerjain. Walaupun mereka sahabatan lama dan udah seperti kakak-adik, tapi Rafael selalu aja bisa membuat Putri melting kalo ada dideketnya. Cowok itu terlihat sabar dan dewasa di hadapan Putri yang terkadang bertingkah seperti anak kecil. Hal itulah yang menyebabkan Putri mengaguminya, Rafael juga selalu memanggilnya dengan sebutan ‘Princess’ yang semakin membuat Putri melambung.
Kedekatan mereka dimulai sejak kecil. Nyokap Rafael dan Bokapnya Putri adalah temen deket dari mereka SMA sampai sekarang. Sebenernya dulu waktu SMA, papa Putri udah menaruh hati pada tante Sarah nyokapnya Rafael. Namun, Papa Putri, Pak Bagus kala itu bukanlah sosok pria yang mudah mengungkapkan perasaannya. Hingga suatu ketika Pak Brata melamar Tante Sarah. Mereka pun akhirnya menikah setelah tante Sarah lulus. Dalam kekecewaannya, datanglah sosok Tante Winda. Dia mampu mengobati sakit hati Pak Bagus hingga akhirnya mereka menikah.
Tiba-tiba BB pink milik Putri bergetar.
“Halo kenapa kak?”
“Lo lagi sama Pattrice nggak Put?” tanya suara diseberang sana.
“Nggak. Aku sama kak Rafael. Kenapa gitu?”
“Oh nggak apa-apa kok. Yaudah, dadah adekku cantik…”
Tuuut….tuut…..tuuuut…..
Belum sempat menjawab, sambungan udah terputus.
“Kebiasaan deh!” umpat Putri.
“Dari siapa Princess?” tanya Rafael.
“Kak Morgan, kak.” jawab Putri.
“Oh. Kirain dari siapa.”
Sesampainya mereka di bioskop, mereka segera masuk setelah Rafael mendapatkan tiketnya. Putri terlihat sangat menikmati filmnya. Jelas saja, Harry Potter adalah film favoritnya. Walaupun Rafael tidak terlalu menyukai film tersebut tapi dia berusaha menikmatinya demi Princessnya itu.
“Gilaaa filmnya keren banget ya kak.” ujar Putri riang.
“Iya. Eh pasti kamu laper kan? Makan dulu yuk.”
“Ih tau aja deh kak.”
Mereka pun menuju ke sebuah café yang terlihat cukup elite, jarang pelajar seperti Putri dating ke café tersebut, karena untuk sekedar minum saja pengunjung harus merogoh kantongnya cukup dalam. Rafael dan Putri memilih tempat duduk di depan panggung kecil di café tersebut, dan segera memesan makanan.
“Princess, kamu seneng nggak hari ini?” tanya Rafael tiba-tiba.
“Seneng banget lah. Kok tiba-tiba nanyanya gitu?”
“Hmm aku Cuma nggak mau aja kalo kamu bosen jalan sama aku.” ujar Rafael.
“Ini mbak, mas, pesenannya.” obrolan mereka dipotong oleh waiter yang mengantarkan pesanan mereka.
“Karena aku saying sama kamu.” lanjut Rafael.
Putri yang tengah minum chocolate milkshake pesenannya tiba-tiba tersedak mendengar perkataan Rafael barusan.
“Aduh Princess pelan-pelan dong.”
Putri nggak percaya Rafael mengatakan hal itu sekarang. Hatinya melayang tingkat dewa hingga menembus langit ketujuh.
‘Sumpah demi apa dia ngomong gitu ke gue. Oh God, kalo ini mimpi tolong jangan bangunin aku sekarang.’



****
To Be Continued.....
made by: @noviadees

UNTITLED-Novia's Novel Part 1

1

“Shiiiit!!!” umpat Novia.
“Kenapa Nov?” Putri menatap Novia, melihat jalan didepannya yang nyaris tak terlihat karena dipenuhi mobil, bus, angkot, dan sejenisnya, lalu dia kembali berkutat dengan BlackBerry-nya. Entah apa yang dia lakukan pada gadget pink-nya itu.
“Sejak kapan sih Jakarta macet kaya gini?! Udah kayak antri sembako aja. Tau gini tadi gue nolak minjemin motor gue!”
“Sejak nenek moyang lo kali.” celetuk Putri asal dan kali ini tanpa memandang Novia.
Novia tetap melajukan jazz merahnya tanpa mempedulikan celotehan temannya itu. Dia masih kesal dengan kakaknya yang ngotot minjem motornya karena alasan ujian. Kakak Novia selalu pinjam motor tiap ada ujian di mata kuliah pagi, lebih cepat dan efisien katanya.
“Huaaah bisa telat nih!”
Putri tetap asyik dengan BB-nya, malahan dia memasangkan earphone-nya untuk mendengarkan lagu-lagu kesukaannya tanpa gangguan orang lain. BlackBerry Torch-nya itu baginya segala-galanya saat sekolah karena bokapnya melarang membawa Macbook kesayangannya ke sekolah. Bokapnya takut pelajaran Putri disekolah jadi kacau. Tapi bener juga, baru bawa BB aja udah lupa segalanya apalagi bawa Macbook-nya.
Setengah jam kemudian, mereka sampai di sekolah. Waktu menunjukkan pukul 06.55 dan artinya mereka belum terlambat. Mereka masuk kelas tepat saat bel masuk berbunyi.
“Tumben baru dateng?” ujar Pattrice salah satu sahabat mereka.
“Iyanih, gara-gara Novia tuh.”
“Ih kok gue sih, salahin kakak gue dong! Dia kan yang maksa tukeran.” jawab Novia tidak terima dengan tuduhan Putri.
“Iya maksud gue kakak lo.”
“Ah ngeles aja lo.” balas Novia lagi.
“Udah, udah. Liat tuh ada yang lagi seneng banget.” ujar Pattrice sambil mengarahkan pandangannya kea rah Nike dan Reza. Novia dan Putri bingung melihat salah satu sahabatnya terlihat ngobrol sangat akrab dengan Reza.
“Mereka baru aja jadian.” kata Pattrice.
“Eh sumpelo?! Kapan?” timpal Putri.
“Kemaren.””Kok bisa sih? Gimana ceritanya?” kali ini Novia yang bertanya.
Belum sempat cerita, Kanjeng Mami udah berdiri di depan kelas. Beliau guru biologi yang merangkap sebagai wali kelas kita, itulah sebabnya kita memanggil beliau dengan sebutan ‘Kanjeng Mami’.
Seperti biasa sebelum pelajaran dimulai, Kanjeng Mami selalu mengabsen anak didiknya. Beliau selalu bangga dengan kelas ini karena jarang ada siswa yang izin kecuali kalau sakit parah atau urusan yang sangat penting. Setelah mengabsen, beliau berceloteh tentang ‘Polusi’. Beliau tidak mempedulikan siswanya memperhatikan atau tidak. Beliau beranggapan mereka pasti selalu mendengarkan suaranya yang cukup merdu itu. Keempat sohib itu sebut saja Novia, Putri, Pattrice, dan Nike tampak serius memperhatikan. Tapi entah pikiran mereka kemana.

AAAA

Kriiiing…………Bel tanda istirahat berbunyi. Nike buru-buru pergi karena udah ditunggu Reza di depan pintu untuk ke kantin barengan. Ketiga sahabatnya memaklumi hal itu.
“Kantin yuk!” Novia tersentak mendengar suara itu. Dia menoleh ke arah datangnya suara. Dilihatnya sesosok cowok manis berkacamata dengan senyuman behelnya.
“Eh, mmm…” raut wajah Novia tampak bingung.
“Ecieeee…. Mau aja Nov. Nggak baik loh nolak rezeki.” goda Putri.
“Bener tuh Nov.” timpal Pattrice.
Putri dan Pattrice saling tukar pandang sambil cengar-cengir menggoda Novia.
“Udah, kita nggak apa-apa kok. Buruan deeeeeh.” Pattrice mendorong Novia agar dia mengikuti Dicky yang telah berjalan lebih dulu. Kini tinggal kedua sohib itu, mereka tampak ngobrol dan sesekali tertawa terbahak-bahak. Tiba-tiba i-Phone Pattrice bergetar. Pattrice membaca inboxnya.
//Cantik, lagi sibuk yaa? Jangan lupa makan ya. J//
Pattrice membalas SMS tersebut dengan cepat dan meletakkan iPhone itu di mejanya.
“Dari siapa Pett?” tanya Putri yang sedikit penasaran.
“Hah? Bukan dari siapa-siapa kok.”
“Ih gitu ya sekarang, mainnya rahasia-rahasiaan. Pasti dari kakak gue kaaaan?” goda Putri.
“Apaan sih lo?!”
“Nggak kebayang deh lo jadi kakak ipar gue. Hahaha”
“Mulai deh. Ngarang bebas! Ngaco!”
Bip bip bip. Kali ini Torch pink Putri yang bergetar.
//Princess, ntar pulang sekolah nonton yuk. Aku tunggu di gerbang yaaa J//
“Dari Kak Rafael ya?”
“Hehe iya.” jawab Putri malu-malu.
“Cieeeeeeeee…..” ledek Pattrice.
Putri pun hanyut dengan SMS-nya. Pattrice terpaksa menyibukkan diri dengan iPhone nya karena nggak ada teman bicara. Tanpa mereka sadari Novia dan Nike udah duduk di depan mereka, sedangkan Mr. Bernard guru bahasa inggris mereka udah di depan kelas dengan tampangnya yang menurut anak-anak sekelas agak konyol itu.
Siang itu terasa lama sekali bagi keempat sohib yang males-malesan nerima materi, bagi mereka 2 jam pelajaran sama aja seperti 2 dekade. Konsentrasi mereka udah hilang sejak istirahat kedua tadi.
Bel pulang akhirnya berdering, Mr. Bernard mengakhiri pelajaran dan sebelumnya telah memberikan tugas untuk libur 2 hari akhir pecan ini karena sekolah mereka akan digunakan untuk lomba guru se-DKI.


****
To Be Continued........
made by: @noviadees

Rabu, 02 Maret 2011

MARCHvelous

hey fellas :) welcome MARCH :D
whoaaa starting new month with EXAM! wtf -_- this month will be an EXAM MONTH *sigh* wish me luck fellas :D
hey it's 2nd March so today is NUMA's BIRTHDAY :D
HAPPY BIRTHDAY MY GIRL NUMA, WISHIN YOU ALL THE GREATEST AND HAVE A BLAST! :D

Hope March will be nice month for me~ eimen.
 

My Story Copyright © 2009 Paper Girl is Designed by Ipietoon Blogger Template Sponsored by web hosting